Pages

Kamis, 30 Oktober 2014

Buku motivasi??? Boleh, asal !!!!!!!!

Sekarang banyak sekali jajaran para motivator yang sangat lihai ketika berkomunikasi, serta tumpukan buku motivasi di berbagai toko buku di penjuru dunia. Munculnya para motivator dan buku motivasi tidak lain adalah ingin mempengaruhi pola pikir manusia. 
Namun??? sangat penting diketahui, bukan berarti terlibatnya kedua subjek tersebut mampu merubah karakter secara langsung. Perlu adanya proses/pembiasaan yang dilakukan objek (sasaran). Ketika seminar motivasi diselenggarakan diberbagai event, berbondong-bondong peserta datang dan menyimak setiap kalimat dari seorang motivator. Dengan rapinya sang motivator mengolah kata demi kata serta menyelipkan kejadian-kejadian masalalu yang umum dilakukan oleh sasaran (objek), membuat para peserta tetunduk lesu dan mengeluarkan air mata. Seketika itu juga ada 3 perasaan yang dialami para peserta. Pertama, menyadari setiap kesalahan yang pernah diperbuat. Kedua, berjanji untuk melakukan perubahan. Ketiga, membayangkan hasil nantinya setelah perubahan yang kian dilakukan. 

Sama halnya para peminat buku motivasi. Mereka ketika berkunjung ke perpustakaan atau toko buku pasti pertama yang dituju adalah buku berjudul "7 hari menjadi kaya", "Hidup lebih sukses" dll. Para pecinta buku tersebut memiliki kesamaan ketika para peserta menghadiri acara seminar motivasi. Pertama yang di rasakan ketika membaca adalah menyadari kesalahan yang pernah dilakukan, berjanji untuk berubah dan seketika membaca pasti sedang membayangkan keberhasilan sesuai dengan apa yang dibaca. Misal, di buku "9 hari menjadi sukses". Pasti pembaca tergugah hatinya untuk bangkit melakukan perbaikan dan berimajinasi menjadi orang sukses dalam 9 hari. 

Cinta terhadap motivator, buku motivasi sangat-sangat dibolehkan, asalkan berkesinambungan efeknya. Realitanya banyak orang suka mengadiri seminar, suka membaca buku motivasi tapi tergugah hatinya hanya seketika itu saja. Beberapa selang menit kemudian sudah lupa apa yang telah dibaca. Maka,  disisi menghadiri atau membaca harus dipahami apa yang menjadi metode pencapaian kemudian ditulisakan dan dilaksanakan. Tidak sekedar di bayangkan. Biar jelas, penulis mengulangi lagi . . bahwa selain menghadiri atau membaca sangat diperlukan untuk :


a. Memahami

Memahami apa isi penyampaian menjadi prioritas utama.  Baik itu dari motivator atau sebuah buku. Karena bermodalkan paham berarti mengerti maksud dan tujuan serta melahirkan keyakinan. Bagaimana mungkin yakin bisa berubah tanpa adanya pemahaman. Oleh karena itu, memahami menjadi landasan untuk berorientasi terhadap perubahan.

b. Pemetaan/Menuliskan

Daya ingat manusia cenderung pelupa setelah membaca segala sesuatu. Biasanya berselang baru 15 menit saja sudah hilang dari alam bawa sadar. Oleh karenanya, Toni Buzan memperkenalkan metode mengingat yang disebut dengan "mind mapping" atau pemetaan pikiran. Otak manusia akan mengingat sesuatu dalam waktu yang panjang apabila hal yang diingatnya berkaitan dengan emosi. Emosi seperti kegairahan, humor, kegembiraan, ketegangan, ketakutan, dll. Setelah itu diringkas bagian yang penting-penting saja, agar mudah dicari ketika dibutuhkan.

c. Melakukan
Terakhir adalah sebuah tindakan nyata. Memahami, pemetaan/menuliskan tidak bermakna apa-apa tanpa dedikasi nyata. Karena saat melakukan proses ini, perubahan menjadi lebih dekat dari harapan. Saat melakukan tentu harus sesuai dengan pemahaman yang telah disampaikan oleh sang motivator atau di peroleh dari sebuah buku. Agar tidak menyimpang dan perubahan menjadi lebih mudah terealisasikan. Paling akhir, penulis memberi saran agar tetap sabar dan istiqomah meski belum mendapatkan hasil maksimal. Sebab perubahan terjadi seiring berjalannya waktu.