Kenali dirimu
Siapapun kita, usia berapapun, dari latar belakang manapun, belajar atau bekerja sebagai apapun, jangan sampai lupa untuk mengenali diri terlebih dahulu. Karena dari sinilah kita dapat mengenal Tuhan serta anugerah potensi yang telah diberikan oleh Tuhan. Anugerah yang nantinya dapat dibangun dan ditumbuh kembangkan, anugerah yang menjadi brand personification dan anugerah yang berpotensi untuk dijadikan lahan produktivitas. Tatkala proses mengenali diri tersebut sudah terlampaui, maka sejatinya anugerah potensi yang kita miliki telah beralih menjadi brand positition. Brand (merek) yang muncul karena beralihnya tahap pengenalan, kebiasaan menjadi keberahlian (expert). Ibarat sebuah produk barang, sudah disebut mereknya saja para pelanggan sudah mengetahui jenis, fungsi, manfaat dari produk tersebut. Aqua, maka konsumen telah mengenal bahwa itu air mineral, air yang mengalir dari pegunungan, air mineral kemasan pertama di Indonesia, air kesehatan. Begitu juga brand positioning seseorang, sebut saja Lionel Messi pasti semua kalayak mengenal bahwa Lionel Messi adalah pesepak bola, pemain terbaik, dll.
Inilah pentingnya mengenali potensi diri, potensi yang dapat melahirkan brand positioning pada pribadi seseorang.
Tentu anugerah yang diberikan Tuhan kepada setiap individu berbeda, ada kalanya orang itu pintar dalam hal kognitif (pengetahuan, penerapan, analisis, sintesa, evaluasi), adakalanya juga ada yang pintar dalam hal keafektifan (penerimaan, pemberian respon, sikap, organisasi, karakteristik dalam diri) dan Psikomotorik (peniruan, manipulasi, ketetapan, artikulasi, pengalamiahan). Semua itu jenis-jenis kecerdasan yang pasti ada salah satu atau salah duanya terbentuk dalam kepribadian kita. Yang terpenting adalah kita bisa mengenali jenis kecerdasan apa yang tengah menjadi dominan untuk dijadikan modal.
Kendalikan dirimu
Setelah mengenal siapa kita, maka tahap selanjutnya adalah mengendalikan. Mengendalikan potensi diri dengan melalui proses pelatihan maupun pengembangan. Karena dengan inilah potensi yang diberikan Tuhan kepada kita semakin terasah dan tajam. Juga semakin terlatih dan berkembang, sehingga potensi yang sudah kita kenal tersebut semakin bersubstantif, dan produktif.
Melatih potensi diri tentu berbeda dengan proses pengembangan. Karena melatih itu lebih ke tekstual, sedangkan pengembangan adalah kontekstual. Sehingga penting sekali sebelum kita mengembangkan diri alangkah lebih baik kita mengkaji ilmu-ilmu dahulu. Ilmu yang substansinya sesuai dengan potensi yang kita miliki. Karena dengan modal inilah mampu dijadikan tolak ukur atau standart prilaku yang bisa digunakan untuk modal pengembangan diri. Mengembangkan diri sesuai dengan teori-teori yang substantif serta berkesinambungan, maka potensi tersebut mengakar dan menjadi sebuah karakter. Sehingga mudah dalam mencapai sebuah prestasi dan menjadi orang yang inspiratif.
Berikan dirimu
Proses mengenali dan mengendalikan diri akan sia-sia tanpa memberikan kebermanfaatan terhadap sesama. Karena pada konteks inilah benar-benar penerapan pribadi yang utuh, pribadi penuh dedikasi. Sehingga Setiap potensi yang kita miliki, seharusnya diberikan kepada orang lain. Artinya membuat orang lain mengetahui dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Membuat orang lain dapat meraih prestasi yang diinginkan dan membuat orang lain menemukan suara merdaka.
Kendalikan dirimu
Setelah mengenal siapa kita, maka tahap selanjutnya adalah mengendalikan. Mengendalikan potensi diri dengan melalui proses pelatihan maupun pengembangan. Karena dengan inilah potensi yang diberikan Tuhan kepada kita semakin terasah dan tajam. Juga semakin terlatih dan berkembang, sehingga potensi yang sudah kita kenal tersebut semakin bersubstantif, dan produktif.
Melatih potensi diri tentu berbeda dengan proses pengembangan. Karena melatih itu lebih ke tekstual, sedangkan pengembangan adalah kontekstual. Sehingga penting sekali sebelum kita mengembangkan diri alangkah lebih baik kita mengkaji ilmu-ilmu dahulu. Ilmu yang substansinya sesuai dengan potensi yang kita miliki. Karena dengan modal inilah mampu dijadikan tolak ukur atau standart prilaku yang bisa digunakan untuk modal pengembangan diri. Mengembangkan diri sesuai dengan teori-teori yang substantif serta berkesinambungan, maka potensi tersebut mengakar dan menjadi sebuah karakter. Sehingga mudah dalam mencapai sebuah prestasi dan menjadi orang yang inspiratif.
Berikan dirimu
Proses mengenali dan mengendalikan diri akan sia-sia tanpa memberikan kebermanfaatan terhadap sesama. Karena pada konteks inilah benar-benar penerapan pribadi yang utuh, pribadi penuh dedikasi. Sehingga Setiap potensi yang kita miliki, seharusnya diberikan kepada orang lain. Artinya membuat orang lain mengetahui dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Membuat orang lain dapat meraih prestasi yang diinginkan dan membuat orang lain menemukan suara merdaka.