Pages

Sabtu, 08 November 2014

Cara berbicara yang berwibawa

Sebuah pribadi dilihat berwibawa jika dia mampu mengendalikan dirinya yang membuat orang lain merasa bahwa jiwa yang di dalam diri ini damai. Karena orang berwibawa itu damai. Wibawa dan kharisma berbeda, berwibawa itu tanggung jawab pribadi yang bisa di bentuk, sedangkan kharisma itu pemberian Tuhan. Orang yang berwibawa biasanya lebih mudah dihadiahi kharisma oleh Tuhan, dibanding dengan orang-orang yang petakilan, terlalu banyak bergurau, bahasanya rendah sekali dll.

Cara membangun wibawa??? Jiwa yang damai itu kuat, dan jiwa yang kuat itu tidak mudah goyang. Seperti tubuh yang tidak tergoyangkan. Orang yang mau berwibawa tidak boleh terlalu banyak bergerak. Badannya tenang, karena ketenangan menggambarkan pengetahuan terhadap apapun. Berbeda dengan mereka yang tidak mengetahui, perasaan gugup, takut dan cemas membuat kegundahan hati. Sehingga kewibawaan orang itu mulai luntur.

Menjadi pribadi berwibawa itu serba terukur. Menolehkan kepala secara terukur, suaranya tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu lemah, ketika berjalanpun langkah kaki terukur. Serba terukurnya pribadi orang berwibawa itu disebabkan karena pengetahuan yang dimiliki. Kemudian, tidak tergesah-gesah juga implikasi dari tingginya kewibaan seseorang. Ketika dibantah dalam sebuah diskusi, pribadi yang berwibawa menanggapi dengan senyum dan tenang.  Menyuruh orang lain untuk melanjutkan sanggahan sampai selesai dan seketika menanggapi sanggahan pribadi berwibwa berbicara dengan anggun tanpa emosional. Mereka tidak menikmati kemenangan, bahkan menambahkan kata-kata yang sepertinya orang lain mengalami kemenangan. "Pendapat anda bagus, atau sanggahan yang anda berikan luar biasa".

Berbicara orang berwibawa itu menggunakan suara dalam. Caranya, dengan membusungkan dada. Lantaran dada merupakan ruang resonansi, tempat bergetarnya jiwa. Suara dalam merupakan konotasi dari jiwa yang dalam. Jiwa yang dalam menggambarkan kedamaian.