Pages

Jumat, 27 Maret 2015

Penyakit Akut Zaman Sekarang

Masyarakat di era modernisasi marak terserang oleh 3 jenis penyakit. Hedonis, Matrealis dan Instan. Hedonisme atau pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Masyarakat yang tergolong hedonisme ini dapat tercirikan dalam 3 aspek. Pertama, segala sesuatu dinilai dari segi penampilan, kekayaan serta kedudukan. Tidak peduli padahal orang tersebut telah terbukti memiliki karakter tercela. Seperti maraknya kasus korupsi yang dilakukan oleh para pejabat, meski sudah tebukti salah tetapi bentuk penghormatan atau pemberlakuan secara istimewa dipenjara masih dilakukan. Dan seketika keluar masih terus disanjung dan dihormati. Kedua, sesuatu yang benar bisa menjadi salah. Begitu juga sebaliknya. Banyak kasus orang tua yang memberikan uang suap kepada oknum-oknum tertentu agar anaknya diterima sebagai PNS, TNI dll. Ketiga, gaya hidup konsumtif. Masyarakat membeli barang bukan karena kebutuhan tetapi sebagai gaya hidup. Yang dibutuhkan hanyalah untuk bicara dan sms, tapi HP yang dibelinya adalah HP mahal. Paham ini telah mengingkari hakikat keberadaan manusia yang sebenarnya.
Yaitu dalam (QS Adz Dzaariyaat 51 : 56) Firman Allah ta’ala yang artinya :

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), materialisme berarti pandangan hidup yang mendasarkan segala sesuatu, termasuk kehidupan manusia, di dalam alam kebendaan semata-mata. Materialisme berarti mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indera. Dunia materi merupakan satu-satunya pokok atau tujuan utama. Yang ada hanyalah apa yang dapat ditangkap oleh panca indera. Orang-orang yang memegang pandangan ini, memunyai tujuan hidup hanya untuk meraih dan menikmati hal-hal materi saja termasuk kepuasan tubuh jasmani. 

Sedangkan penyakit ke 3 adalah (Instan). Artinya sedikit berusaha tapi menginginkan hasil yang lebih. Inilah penyakit akut yang dialami masyarakat khususnya remaja zaman sekarang. Mahasiswa atau pelajar bercita-cita mendapatkan nilai baik, tapi ketika menjelang ujian menggunakan metode sistem kebut semalam (SKS) maka hasil yang didapat pula tidak maksimal. Karena cara atau metode yang dilakukan secara instan.
Padahal, didalam surat Al-Insyirah sudah dijelaskan bahwa kemudahan (mencapai keinginan) itu harus diraih melalui sebuah tantangan (usaha).

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5).

Artinya, jika menginginkan sesuatu lebih dan nantinya nilai-nilai yang didapat berdampak jangka panjang maka harus berusaha secara konsisten (istiqomah).

Ketiga penyakit tersebut tidak lain hanyalah ego terhadap kehidupan dunia melebihi kehidupan akhirat. Sehingga melakukan sesuatu tanpa memikirkan bagaimana nanti diakhirat kelak, pokoknya bisa mempuaskan diri dan tujuannya tercapai selama hidup. Sehingga hal ini dapat membuat manusia terlena terhadap dunia dan Islam hanya sebagai identitas.  




“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadiid: 20)

Menurut Al-Maraghi bahwa ayat tersebut menggambarkan sifat dari kehidupan dunia, diantaranya adalah yang mudah sirna, sebagaimana halnya hujan yang turun dan membelah bumi yang tandus, kemudian beraneka ragam tanaman tumbuh, hijau menguning, menyenangkan petani atau orang yang menanamnya, kemudian tidak lama pohon tersebut menua,layu dan kering kemudian mati. hal ini tidak berarti bahwa seseorang dilarang mencari dan menikmati kehidupan dunia, namun yang dianjurkan agar ia tidak terperdaya hanya mementingkan kehidupan didunia dan melupakan akhirat. 

Maka dari itu, untuk membangun semangat berislam harus dipupuk terlebih dahulu mengenai adanya kehidupan akhirat. Dimana dikehidupan nanti semua amalan manusia dijadikan modal untuk memasuki kehidupan yang kekal. Yaitu Surga dan Neraka. Sehingga adanya kesadaran tersebut semangat berislam semakin tumbuh dan tentu saja terhindar dari paham hedonis, matrealis dan instan. Karena tujuan utama bukanlah kebahagiaan dunia, tetapi kebahagiaan akhirat. Setelah itu, pemahaman terhadap Al-quran dan Al-hadits harus ditingkatkan. Baik Tekstual maupun Kontekstual. Karena Al-quran dan Al-hadits sebagai sumber dan tolak ukur kualitas iman manusia. Juga, sebagai landasan untuk terus meningkatkan kualitas keberislaman.