Pages

Jumat, 07 November 2014

Mengalah untuk Menang .

Kebanyakan setiap orang berambisi untuk langsung menang di segala tempat. Berambisi untuk segera populer dan terkesan hebat dalam pandangan orang lain. Implikasinya, usaha yang dilakukan beragam, mulai dari memamerkan kepalsuan sampai berupaya untuk menjatuhkan. Kadang juga, saking begitu obsesinya sampai lupa terhadap apa yang dilakukan itu sesuatu yang merugikan orang lain. Semisal, dalam sebuah Organisasi. Mereka yang berambisi selalu tampil over confident (Terlalu percaya diri). Biasanya banyak yang dibicarakan, di setiap forum diskusi atau rapat pasti tidak pernah luput untuk menyampaikan pendapat. Walaupun pendapat yang disampaikan sebenarnya kurang proposional, tetapi mereka hanya ingin dianggap orang lain hebat dan dikenal banyak orang. Ketika hendak mengadakan kegiatan, orang yang berambisi tinggi biasanya mengambil alih jobdisc orang lain, agar bisa performance dan terlihat. Terkadang juga mereka seperti musuh dalam selimut, "Membicarakan kejelakan teman sendiri" kepada pimpinan. Supaya temannya tersebut terpadang rendah, dan dirinya bernilai tinggi dimata atasan. Cara apapun dilakukan, demi sebuah kepentingan sendiri.   

"Melakukan sesuatu tanpa adanya rasa ikhlas, suatu saat pasti ada titik jenuh yang menjatuhkan". Seperti, orang yang mengerjakan sesuatu dan berharap dipuji orang lain, memang sesaat terlihat menjadi pemenang. Namun, seiring berjalannya waktu kejenuhan pasti menghampiri. Karena mereka melakukan segala sesuatu bertentangan dengan hati nurani, sehingga suatu saat sifat aslinya muncul dengan sendirinya dan kemenangan yang sesaat itu berbalik 180 derajat menjadi sebuah kehinaan.  

Sama halnya mereka yang berambisi untuk segera populer di sebuah organisasi. Tampil over confident, tindakan palsu, dan merendahkan sesama. Semua usaha telah memenangkan dirinya, efeknya orang lain memuji-muji serta pimpinan memberikan kesempatan untuk menaiki sebuah jabatan. Seketika sudah berada dikedudukan yang diinginkan, perasaan puas dan sifat aslinya mulai muncul. Yang awalnya semangat menjadi luntur, awalnya pekerja keras menjadi pemalas berat. Tatkala saat itu semua perbuatan yang seolah-olah baik itu berubah total. Menjadi Karena terbongkarnya tabir kepalsuan.

"Lebih baik mengalah untuk menang". Berbeda dengan sifat mereka para ambisius, ditempat manapun selalu berharap menjadi sosok pemenang secara instant. Tanpa menyeimbangkan antara kapabilitas dan integritas. Maka, lebih baik dipandang kalah sesaat kemudian menang, daripada menang kemudian menghinakan. Berkiprah di organisasi atau kompetisi apapun, strategi kalah untuk menang sangat-sangat menakjubkan. Ketika awal kita berproses, jangan sampai popularitas instan menjadi sebuah dambaan. Biarkan orang lain menganggap kita pendiam, tidak bisa apa-apa, tidak punya kelebihan. Apalah. Yang terpenting kita sudah berusaha untuk bekerja dengan ikhlas. Tidak penting mengharap pujian dengan mengumbar kemampuan-kemampuan yang dimiliki secara berlebihan. Terlalu percaya diri misalnya. 

Namun, dibalik itu, sangat perlu kita terus mengasah kemampuan yang kita miliki. Agar kedepannya kemampuan yang terus terlatih bisa menjadi tolak ukur pantasnya menduduki strata yang lebih tinggi. Terbungkam mulut-mulut mereka yang awalnya menganggap kita lemah.