Pages

Rabu, 29 Oktober 2014

Kaizen dan Heisen

Istilah kaizen dan heisen berasal dari bahasa Japan yang kerap di kaitkan dalam sebuah organisasi. Dimanapun, apapun, organisasinya tanpa adanya kaizen dan heisen tidak akan bisa memberikan kontribusi. Mengapa hal demikian?? karena kedua istilah tersebut merupakan salah dua peninjau kesuksesan sebuah organisasi. Kaizen adalah gerakan perbaikan, sedangkan heisen adalah gerakan penyempurnaan. 

Sebelumnya, kita harus bisa membedakan antara perbaikan dan penyempurnaan. Perbaikan merupakan gerakan yang lebih pada penataan atau perubahan konsep terhadap program yang tercipta sebelumnya. Disisi lain, penyempurnaan lebih pada pembuatan atau penciptaan program baru yang sebelumnya belum ada. Study kasusnya, Pengurus Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) pada periode 2010 telah mengadakan baksos ke daerah plosok. Adapun terjadi kendala saat melaksanakan kegiatan tersebut karena kurangnya koordinasi sesama panitia. Sehingga menjelang 1 minggu pelaksanaan, proposal dana baru di sebarluaskan ke para doonator. Alhasil, dana yang diperoleh cuma bernilai Rp. 900.000,00. 

Di periode 2011, pengurus OSIM mengadakan baksos lagi layaknya tahun 2010. Karena belajar dari pengalaman, Pengurus OSIM kali itu tidak ingin mengulang kesalahan yang sama seperti periode sebelumnya, sehingga koordinasi antar panitia serta penyebarluasan proposal dana dilaksanakan 1 bulan sebelum pelaksanaan. Pendapatan danapun bertambah senilai RP. 3.500.000 . Ini yang disebut kaizen. Kegiatannya masih sama, tetapi adanya perbaikan secara kontinu terhadap konsep pelaksanaan. Contoh lain, Pada OSIM periode 2010, pramuka tidak tercantum dalam program harian, berbeda di periode 2011. Kegitan pramuka telah diprioritaskan sekaligus di laksanakan rutin. Ini yang disebut gerakan heisen/menciptakan kebaharuan suatu progress.

Mengetahui efek kaizen dan heisen terhadap sebuah organisasi, penulis berimajinasi untuk menransfer gerakan tersebut ke dalam perjalanan hidup manusia. Alasannya, karena manusia identik dengan perbuatan baik dan buruk. Sehingga tepat jika kedua gerakan tersebut kita selipkan sebagai daya perubahan. Kaizen, sangat penting menjadi landasan untuk perbaikan terhadap perbuatan yang biasa kita lakukan. Sholat, Baca Al-Qur'an, Shadaqoh, Belajar, Mua'amalah ibarat kegiatan positif di keseharian kita. Bagaimana jika dikaitkan sama kaizen??? Meskipun kegiatan tersebut sudah merupakan hal bersifat positif, bukan berarti kita telah melaksanakannya secara sempurna atau khusuk. Maka gerakan kaizen (perbaikan) senantiasa harus diimplementasikan secara bertahap dan kontinu. Sehingga orientasi dari kegiatan tersebut semakin hari semakin mengalami perbaikan. Bukan hanya kegiatan positif semata, sebaliknya juga perlu adanya improvment continu. Sifat negatif seperti malas, riya', iri hati, juga perlu pembenahan atau perbaikan. Tidak berarti malas diperbaiki menjadi malas yang terlihat benar, melainkan sebuah perubahan lebih menjadi antonim bukan synonim. Seperti malas berubah menjadi semangat bekerja, riya] menjadi ikhlas. dll

Lansiran paragraf sebelumnya mengenai amalan baik dan buruk mengalami perbaikan karena gerakan keizen. Sedang, diparagraf kali ini lebih fokus pada gerakan heisen terhadap progress hidup manusia. Heisen adalah gerakan penyempurnaan. Artinya, perbuatan baik yang selama ini ada namun belum sempat tercipta oleh kita. Sehingga perlunya sebuah pembaharuan. Contoh, Kalau kita selama ini hanya sekedar melaksanakan sholat lima waktu,, maka perlu pembaharuan dengan menambahkan sholat-sholat sunnah. Sperti dhuha, Tahajjud, dll. Penyempurnaan amalan baik seperti sadaqoh juga senantiasa diperbaharui.

Intinya, kaizen dan heisen tidak hanya diaktualisasikan di sebuah organisasi saja, melainkan sangat-sangat penting jika di internalisasi dalam kehidupan kita. Sebab adanya kaizen, setiap amalan yang biasa kita lakukan akan semakin mendekati kesempurnaan, dan adanya heisen, maka pembaharuan terhadap amalan positif akan tercipta.