Pages

Jumat, 27 Februari 2015

Zaman Peradaban Manusia

KITA ADALAH SAKSI dari dua perubahan yang paling besar dalam sejarah umat manusia. Peter Drucker, salah seorang pemikir manajemen yang paling besar di zaman kita ini, mengatakannya: 

"Hanya dalam beberapa ratus tahun, ketika sejarah kita ditulis dengan     perspektif jangka panjang, amat mungkin bahwa kejadian yang paling penting yang akan dilihat oleh para sejarawan bukanlah teknologi, bukan internet, bukan perdagangan secara elektronik, melainkan perubahan dalam kondisi manusiawi, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Untuk pertama kalinya, secara harfiah, ada begitu banyak orang yang jumlahnya juga berkembang dengan pesat, yang memiliki pilihan. Untuk pertama kalinya, mereka nanti harus mengelola diri mereka sendiri. "Dan masyarakat sama sekali tidak siap untuk itu."

UNTUK MEMAHAMI MASALAH INTI dan implikasi yang amat mendalam dari ramalan Peter Drucker itu, pertama-tama kita harus melihat konteks sejarah—yaitu lima zaman peradaban manusia: pertama Zaman Berburu dan Mengumpulkan Makanan; kedua, Zaman Pertanian; ketiga, Zaman Industri; keempat Zaman Pekerja Pengetahuan/Informasi; dan akhirnya, Zaman Kebijaksanaan yang sedang mulai. 

Pada zaman berburu dan mengumpulkan makanan, manusia hidup hanya memikirkan bagaimana untuk bisa bertahan hidup. Karena pada zaman ini tidak ada aktivitas lain selain untuk itu, manusia keluar rumah sambil memabawa panah busur serta anak panah, batu dan pentungan untuk berburu atau mencari makanan bagi keluarga. Kemudian, tibalah saat peradaban zaman semakin berkemajuan. 90 persen aktor dizaman peradaban pertama mengalami penurunan dan kehilangan pekerjaan. Manusia keluar rumah tidak lagi membawa panah busur atau batu, melainkan beraktivitas lain. Menggaruk-garuk tanah, menaburkan benih, menyiram atau mengairi dan menyingkirkan rerumputan atau gulma. Meski awalnya belum terlihat apapun, tetapi akhirnya manusia mampu melihat panen yang begitu melimpah. Maka Inilah yang disebut peradaban zaman "pertanian". Dimana manusia mampu menghasilkan 50 kali lebih besar dibanding sebagai pemburu dan pengumpul makanan. Selain itu, dizaman ini petani begitu produktif. Menghasilkan uang dari hasil yang ditanam sendiri, sehingga mampu membawa anak-anak mereka ke dunia pendidikan (sekolah). 

Setelah itu kerangka berpikir manusia semakin baru. Tidak lagi secara manual. Melakukan sesuatu tidak lagi memprioritaskan jasa manusia, melainkan pemberdayaan teknologi. Orang membangun pabrik dan belajar spesialisasi, delegasi, dan kemampuan untuk memperbesar skala usaha. Mereka belajar cara memecah produksi barang menjadi langkah-langkah individu yang berurutan, lantas memproses bahan mentah melalui mesin sesuai urutan langkah tersebut. Proses ini menghasilkan tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Inilah yang dimaksud peradaban zaman industri. Produktivitas 50 kali dibanding zaman pertanian, sehingga dampak dari itu 90 persen petani yang kehilangan pekerjaan. Untuk petani yang masih bertahan akhirnya memanfaatkan konsep-konsep zaman industri dan menerapkan dilahan pertaniannya.  

Kerangka berpikir di zaman industri adalah serba kebendaan. Harta dan pendorong utama di zaman industri adalah mesin dan modal, sedangkan manusia itu diibaratkan sebagai pengeluaran laba atau rugi. Di zaman ini, manusia tidak bisa leluasa untuk mengoptimalkan sebuah pemikiran, hati atau jiwa  yang dimiliki. Sebab yang dibutuhkan hanyalah tubuh sebagai penggerak. Di perusahaan misalnya, hanya kaum otoritas yang boleh memutuskan segala sesuatu. Sedangkan tenaga kerja lain hanyalah penggerak sebuah keputusan tesebut. Sehingga barang dan benda tidak memiliki perbedaan. Keduanya bergerak karena dikelolah, bukan inisatif sendiri. Sehingga ruang kreativitas manusia dizaman industri sangat terbatas. Meski sebatas penggerak, manusia tidak mempermasalahkan hal itu. Karena motivasi utama manusia di zaman industri adalah bagaimana mereka bisa kaya secara finansial.  

Zaman industri kini mulai kehilangan popularitasnya setelah perkembangan dunia informatika telah sedemikian hebatnya. Di zaman ini orang dapat mengirim pesan dari negara ke negara lainnya tidak sampai 1 menit sudah terkirim. Pangsa pasar bisnis bukan lagi lokal namun sudah internasional. Ini yang disebut zaman pengetahuan/informasi. Diperkirakan 10.000 kali lipat keuntungan diraih pada zaman ini dibanding peradaban zaman sebelumnya. 

Sesuai hukum alam dan perubahan yang tak mungkin dihindarkan, bukan tidak mungkin dalam waktu yang relatif cepat. Zaman pengetahuan/infomasi akan mulai digeser dengan peradaban zaman terkahir, yakni Zaman Kebijaksanaan (wisdom). Ketika uang, kekayaan, jabatan akan menjadi kurang menarik lagi bagi orang-orang di zaman kebijaksanaan ini. Kekayaan, jabatan dan kenikmatan dunia lain memang penting tapi bukan yang utama lagi. Orang mulai mencari makna apa yang ada di balik semua kenikmatan itu. Spiritualisme (tanpa memandang agama) akan menjadi hal-hal yang lebih diutamakan. Sufi-sufi baru bisa jadi akan lahir misalnya dari balik meja direksi-direksi Perusahaan besar dan ternama. Pelatihan-pelatihan di bidang pengembangan diri dan spiritualisme akan menjadi trend baru dimana-mana. Manusia akan merasa berbahagia apabilah telah mengenal jati dirinya. "Give" akan lebih banyak daripada "Take". Suatu kebahagiaan besar apabila bisa memberikan sesuatu baik berupa barang, jasa ataupun kebahagiaan itu sendiri kepada orang lain. Dan umat manusia akan semakin saling membantu saling menghargai dan lebih mengedepankan win-win solution daripada berkompetisi.




Athif
Malang, 27 Februari 2015