PENGARUH
INSENTIF TERHADAP
KINERJA
KARYAWAN
Athif1
Abstrak
Rendahnya motivasi kerja masih menjadi masalah pokok
dalam perusahaan. Karena hal ini juga berhubungan dengan kinerja perusahaan
yang terakumulasi dari karyawan. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya
motivasi kerja adalah kurangnya insentif. Insentif merupakan Program-program
kompensasi yang mengaitkan bayaran dengan produktivitas guna lebih mendorong
produktivitas kerja yang lebih tinggi. Pengaruh insentif material adalah untuk
memotivasi karyawan ketika karyawan dalam kondisi himpitan ekonomi. Sehingga
harapan-harapan untuk mendapatkan peningkatan taraf ekonomi dan kesejahteraan
semakin mendorong motivasi. Sedangkan pengaruh insentif nonmaterial adalah
untuk memotivasi karyawan ketika karyawan dalam kondisi telah memiliki insentif
material. Salah satunya adalah pemberian piagam penghargaan. Sehingga
meningkatkan strata sosial.
Kata Kunci : Insentif, Motivasi dan
Kinerja Karyawan
Latar
Belakang
Pemberdayaan sumberdaya
manusia (SDM) merupakan alternatif yang baik dalam memaksimalkan kesejahteraan
dan produktivitas karyawan. Pemberdayaan ini dapat dilakukan melalui desain
pekerjaan yang baik dan lingkungan kerja yang kondusif. Keberhasilan dan
peningkatan produksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh sebuah
perusahaan sangat dipengaruhi oleh suasana individu-individu yang melakukan
pekerjaan itu. Jika setiap individu memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja,
maka dapat diharapkan tugas yang diberikan kepada mereka akan dilakukan lebih
baik dan tepat. Motivasi kerja merupakan suatu hal yang penting dalam
pencapaian tujuan. Kuat dan lemahnya motivasi kerja pada karyawan akan sangat mempengaruhi
produktivitas perusahaan karena karyawan menunjukkan adanya usaha yang
sungguh-sungguh dalam bekerja dan akhirnya menunjukkan hasil atau prestasi kerja
yang yang memuaskan.
Motivasi kerja menjadi
hal yang penting karena dengan ini diharapkan setiap individu karyawan mau
bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.
Menurut Anoraga (1994:92 dalam Koesindratmono dan Septarani, 2011) motivasi
kerja merupakan sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan untuk bekerja,
sedangkan menurut Hasibuan (1994:92 dalam Koesindratmono dan Septarani, 2011)
motivasi mempersoalkan bagaimana mendorong gairah kerja agar mereka mau bekerja
keras dengan memberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau
pengikut agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan
keteram pilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Masalah motivasi merupakan
masalah utama yang terjadi pada setiap organisasi, karena motivasi dalam suatu
organisasi mempunyai pengaruh terhadap efektifitas organisasi.
Salah satu
faktor penyebab turunnya motivasi kerja karyawan adalah rendahnya insentif
ekonomi, sedangkan karyawan sangat berperan penting dalam meningkatkan atau
mencapai tujuan perusahaan, maka pemberian insentif yang memadai kepada
karyawan perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga mereka dapat melaksanakan
tugasnya dan dapat mengembangkan kemampuan mereka semaksimal mungkin. Insentif
sangat diperlukan untuk memacu kinerja para karyawan agar selalu berada pada
tingkat tertinggi (optimal) sesuai kemampuan masing-masing. Peran insentif
cukup besar dalam membentuk karyawan potensial. Insentif merupakan salah satu
bentuk pemberian gaji, upah, dan penghargaan yang diberikan kepada karyawan
terkait dengan kontribusi karyawan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pemberian
insentif yang tinggi dan relevan pada saat karyawan bekerja akan berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Pemberian insentif dirasa sangat penting bagi
karyawan mengingat terlalu banyak kebutuhan karyawan dan diharapkan insentif
mampu meningkatkan kesejahteraan hidup karyawan. Selain itu, insentif dapat
memberikan motivasi kepada karyawan agar mampu meningkatkan kinerjanya. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Melania Tjitradjaya dan Joanna
(2009 dalam Wasisto 2014) yang
menunjukkan hasil bahwa insentif dan motivasi sangat berpengaruh dalam kinerja
karyawan. Sehingga perusahaan ada baiknya memberikan insentif dan motivasi yang
sesuai sehingga meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan uraian di atas pada Makalah
ini Penulis mengambil judul Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Karyawan.
Perumusan masalah dalam Makalah ini adalah :
1). Apa pengaruh insentif terhadap kinerja
karyawan?
Insentif,
Motivasi, dan Kinerja Karyawan
Kompensasi
insentif adalah program-program kompensasi yang mengaitkan bayaran dengan
produktivitas (Simamora 1997 dalam Kadarisman 2012:182). Sedang menurut
Yuniarsih dan Suwatno (2008 dalam Kadarisman 2012:191) mengemukakan sebagai berikut:
“Insentif
adalah penghargaan/imbalan yang diberikan untuk memotivasi pekerja/anggota
organisasi agar motivasi dan produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak
tetap atau sewaktu-waktu.”
Insentif adalah
tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di
atas prestasi standar. Insentif ini merupakan alat yang dipergunakan pendukung
prinsip adil dalam pemberian kompensasi (Hasibuan, 2011:118). Dari berbagai pendapat para ahli tersebut
dalam disimpulkan bahwa insentif adalah Program-program kompensasi yang
mengaitkan bayaran dengan produktivitas. Guna lebih mendorong produktivitas
kerja yang lebih tinggi.
Membahas tentang
tujuan insentif, Pendapat Simamora (1997 dalam Kadarisman 2012:201) bahwa tujuan
mendasar dari semua program insentif adalah meningkatkan produktivitas para
karyawan guna mencapai suatu keunggulan kompetitif. Program-program insentif
membayar seorang individu atau kelompok untuk apa yang secara persis
dihasilkannya, sedangkan Handoko (2001 dalam Kadarisman 2012:205) membangun
satu analisis bahwa tujuan sistem insentif pada hakikatnya adalah untuk
meningkatkan motivasi karyawan dalam berupaya mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan menawarkan perangsang finansial dan melebihi upah dan gaji dasar.
Perbedaan tipe rencana insentif ditujukan pada tipe perilaku karyawan yang
berbeda pula.
Menurut ahli
manajemen sumber daya manusia Siagian ( 2002 : 268 dalam Mayangsari, 2013), jenis
- jenis insentif terdapat 2 macam:
1.
Insentif
Material : bonus, komisi, pembagian laba, kompensasi yang ditangguhkan dan
bantuan hari tua.
2.
Insentif
Non-Material : jaminan sosial,
memberikan piagam penghargaan, pemberian promosi, pemberian pujian atau
tulisan.
Motivasi adalah
pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala
upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 2011:143 dalam Rahmanda, hamid dan Utami,-
). Menurut Ravianto (1986, dalam Rivai dan Arifin, 2009) ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi motivasi kinerja yaitu atasan, rekan, sarana fisik,
kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa uang, dan jenis pekerjaan. Sementara
itu, Jerad Greenberg dan Robert A. Baron (2003, dalam Wibowo, 2011) berpendapat
bahwa motivasi merupakan serangkaian proses yang membangkitkan (arouse),
mengarahkan (direct), dan menjaga (maintain) perilaku manusia menju pencapaian
tujuan. Membangkitkan berkaitan dengan dorongan atau energi di belakang
tindakan. Motivasi juga berkepentingan dengan pilihan yang dilakukan orang arah
perilaku mereka. Sedang perilaku menjaga atau memelihara berapa lama orang akan
terus berusaha untuk mencapai tujuan.
Motivasi atau
dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerja bersama demi tercapainya tujuan
menurut Rivai dan Arifin (2009:387-388) terdapat dua macam, yaitu sebagai
berikut : (1) Motivasi finansial,
yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada
karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif. (2) Motivasi nonfinansial,
yaitu dorongan yaitu yang diwujudkan tidak dalam bentuk financial/uang. Disisi
lain Faktor-faktor yang memengaruhi Motivasi menurut Sutrisno (2009:116-120)
dapat dibedakan atas faktor intern dan ekstern. (1) Faktor Intern yaitu : Keinginan untuk dapat hidup, Keinginan untuk
dapat memiliki, Keinginan untuk memperoleh penghargaan, keinginan untuk
memeperoleh pengakuan dan Keinginan untuk berkuasa. (2) Faktor Ekstern yaitu :
Kondisi Lingkungan kerja, kompensasi yang memadai, supervisi yang baik, adanya
jaminan pekerjaan, status dan tanggung jawab, peraturan yang fleksibel.
Pembahasan :
Pengaruh Insentif terhadap Kinerja Karyawan
Setiap manusia
mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk aktivitas. Kemampuan
bertindak itu diperoleh manusia baik secara alami (ada sejak lahir) atau dipelajari. Walaupun manusia mempunyai
potensi untuk berperilaku tertentu, tetapi perilaku itu hanya diaktualisasi
pada saat-saat tertentu. Potensi untuk berperilaku tertentu itu disebut ability (kemampuan), sedangkan ekspresi
dari potensi ini dikenal sebagai performance
(kinerja). Secara operasional kinerja dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu
tertentu dan dapat diukur. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2006: 67 dalam Rahmanda,
Hamid dan Utami).
Terdapat tiga
faktor utama yang berpengaruh pada kinerja, yaitu individu (kemampuan kerja),
usaha kerja (keinginan untuk bekerja), dan dukungan organisasional (kesempatan
untuk bekerja). Terdapat empat unsur dalam kinerja, yaitu hasil-hasil fungsi
pekerjaan, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan,
pencapaian tujuan organisasi, dan periode waktu tertentu (Tika, 2006:121 dalam
Rahmanda, Hamid dan Utami,\). Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan
diatas, bahwa pada dasarnya kinerja merupakan suatu tindakan yang dilakukan
oleh individu untuk diselesaikan dalam kurun waktu tertentu sehingga dapat
diukur.
Mayangsari (2013),
pembagian insentif menjadi material dan non-material memberikan pengaruh yang
berbeda. Hal ini sehubungan dengan kondisi yang tengah terjadi dalam kerangka
kinerja karyawan. Dilain sisi, sistem insentif juga berkaitan erat dengan
kebutuhan atau personal interest karyawan yang lebih cenderung kepada aspek ekonomi
atau sosial. Pertama, insentif
material diberikan pada karyawan sebagai daya perangsang berdasarkan prestasi
kerjanya dalam bentuk uang dan bonus. Material insentif ini bernilai ekonomis
sehingga dapat mensejahterakan karyawan beserta keluarganya. Material insentif
ini diberikan pada saat karyawan sedang menerima himpitan ekonomi. Maka dari
itu insentif material dapat memotivasi kinerja karena harapan karyawan terhadap
perbaikan ekonomi dan kesejahteraan.
Kedua, insentif
nonmaterial diberikan pada karyawan sebagai daya perangsang dalam bentuk
penghargaan/pengukuahan berdasarkan prestasi kerjanya seperti jaminan sosial, memberikan piagam
penghargaan, pemberian promosi, pemberian pujian. Seperti halnya insentif
material, insentif nonmaterial diberikan pada kondisi karyawan yang telah
memiliki kecukupan insentif material. Sedangkan disisi lain diantara karyawan
memiliki iklim kompetisi yang cukup kuat. Maka dari itu, insentif non material
dapat menjadi alternatif meningkatkan kompetisi ditengah karyawan dan
memotivasi untuk saling meningkatkan kinerja.
Kesimpulan
Masalah motivasi kerja terhadap karyawan masih
menjadi masalah pokok dalam sebuah perusahaan. Salah satu faktor penyebab
turunnya motivasi kerja karyawan adalah rendahnya insentif. Ketidaksepadanan
antara pemberian dengan harapan karyawan sehingga dapat menurunkan motivasi kerja
dan produktivitas. Insentif merupakan program-program kompensasi yang berkaitan
antara bayaran dengan produktivitas, guna meningkatkan kinerja karyawan.
Jenis-jenis insentif terdiri dari 2 macam yaitu : insentif material dan
insentif nonmaterial. Pengaruh insentif material adalah untuk memotivasi karyawan
ketika karyawan dalam kondisi himpitan ekonomi. Sehingga harapan-harapan untuk
mendapatkan peningkatan taraf ekonomi dan kesejahteraan semakin mendorong
motivasi. Bentuk insentif material yaitu : Bonus, komisi, pembagian laba, kompensasi yang
ditangguhkan dan bantuan hari tua. Sedangkan pengaruh insentif nonmaterial
adalah untuk memotivasi karyawan ketika karyawan dalam kondisi telah memiliki
insentif material. Salah satunya adalah pemberian piagam penghargaan. Sehingga
meningkatkan strata sosial.
Daftar Pustaka
Arifin,
Rivai. 2009. Islamic membangun
superleadhership melalui kecerdasan spiritua.Jakarta: PT Bumi Aksara
Kadarisman, M. 2012.
Manajemen Kompensasi.Jakarta:Rajawali
Pers
Mayangsari,
Lia. 2013. Pengaruh pemberian insentif
terhadap kinerja karyawan di departemen
penjualan pt. Pusri. Disertasi
tidak Diterbitkan. Palembang: Fakultas
ekonomi Universitas sriwijaya.
Septarini,
Koesindratmono. 2011. Hubungan antara Masa Kerja dengan
Pemberdayaan Psikologis pada Karyawan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero).
Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Sutrisno,
Edy. 2009. Manajemen Sumber daya Manusia.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Utami,
Hamid dan Rahmanda. Pengaruh Insentif
Terhadap Motivasi Dan Kinerja Karyawan. Malang:
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Wasisto, Edi.
2014. Pengaruh insentif terhadap motivasi
kerja dan kinerja pegawai stie adi unggul bhirawasurakarta. Jurnal ADVANCE
Edisi Pebruari 2014
Wibowo.
2011. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali
Pers.