Pages

Senin, 01 September 2014

Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Karyawan



PENGARUH INSENTIF TERHADAP
KINERJA KARYAWAN

Athif1

Abstrak
Rendahnya motivasi kerja masih menjadi masalah pokok dalam perusahaan. Karena hal ini juga berhubungan dengan kinerja perusahaan yang terakumulasi dari karyawan. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi kerja adalah kurangnya insentif. Insentif merupakan Program-program kompensasi yang mengaitkan bayaran dengan produktivitas guna lebih mendorong produktivitas kerja yang lebih tinggi. Pengaruh insentif material adalah untuk memotivasi karyawan ketika karyawan dalam kondisi himpitan ekonomi. Sehingga harapan-harapan untuk mendapatkan peningkatan taraf ekonomi dan kesejahteraan semakin mendorong motivasi. Sedangkan pengaruh insentif nonmaterial adalah untuk memotivasi karyawan ketika karyawan dalam kondisi telah memiliki insentif material. Salah satunya adalah pemberian piagam penghargaan. Sehingga meningkatkan strata sosial.

Kata Kunci : Insentif, Motivasi dan Kinerja Karyawan

Latar Belakang
Pemberdayaan sumberdaya manusia (SDM) merupakan alternatif yang baik dalam memaksimalkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan. Pemberdayaan ini dapat dilakukan melalui desain pekerjaan yang baik dan lingkungan kerja yang kondusif. Keberhasilan dan peningkatan produksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh suasana individu-individu yang melakukan pekerjaan itu. Jika setiap individu memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja, maka dapat diharapkan tugas yang diberikan kepada mereka akan dilakukan lebih baik dan tepat. Motivasi kerja merupakan suatu hal yang penting dalam pencapaian tujuan. Kuat dan lemahnya motivasi kerja pada karyawan akan sangat mempengaruhi produktivitas perusahaan karena karyawan menunjukkan adanya usaha yang sungguh-sungguh dalam bekerja dan akhirnya menunjukkan hasil atau prestasi kerja yang yang memuaskan.
Motivasi kerja menjadi hal yang penting karena dengan ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Menurut Anoraga (1994:92 dalam Koesindratmono dan Septarani, 2011) motivasi kerja merupakan sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan untuk bekerja, sedangkan menurut Hasibuan (1994:92 dalam Koesindratmono dan Septarani, 2011) motivasi mempersoalkan bagaimana mendorong gairah kerja agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keteram pilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Masalah motivasi merupakan masalah utama yang terjadi pada setiap organisasi, karena motivasi dalam suatu organisasi mempunyai pengaruh terhadap efektifitas organisasi.
Salah satu faktor penyebab turunnya motivasi kerja karyawan adalah rendahnya insentif ekonomi, sedangkan karyawan sangat berperan penting dalam meningkatkan atau mencapai tujuan perusahaan, maka pemberian insentif yang memadai kepada karyawan perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga mereka dapat melaksanakan tugasnya dan dapat mengembangkan kemampuan mereka semaksimal mungkin. Insentif sangat diperlukan untuk memacu kinerja para karyawan agar selalu berada pada tingkat tertinggi (optimal) sesuai kemampuan masing-masing. Peran insentif cukup besar dalam membentuk karyawan potensial. Insentif merupakan salah satu bentuk pemberian gaji, upah, dan penghargaan yang diberikan kepada karyawan terkait dengan kontribusi karyawan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pemberian insentif yang tinggi dan relevan pada saat karyawan bekerja akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Pemberian insentif dirasa sangat penting bagi karyawan mengingat terlalu banyak kebutuhan karyawan dan diharapkan insentif mampu meningkatkan kesejahteraan hidup karyawan. Selain itu, insentif dapat memberikan motivasi kepada karyawan agar mampu meningkatkan kinerjanya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Melania Tjitradjaya dan Joanna (2009 dalam  Wasisto 2014) yang menunjukkan hasil bahwa insentif dan motivasi sangat berpengaruh dalam kinerja karyawan. Sehingga perusahaan ada baiknya memberikan insentif dan motivasi yang sesuai sehingga meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan uraian di atas pada Makalah ini Penulis mengambil judul Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Karyawan. Perumusan masalah dalam Makalah ini adalah :
1).  Apa pengaruh insentif terhadap kinerja karyawan?

Insentif, Motivasi, dan Kinerja Karyawan
Kompensasi insentif adalah program-program kompensasi yang mengaitkan bayaran dengan produktivitas (Simamora 1997 dalam Kadarisman 2012:182). Sedang menurut Yuniarsih dan Suwatno (2008 dalam Kadarisman 2012:191) mengemukakan sebagai berikut:
“Insentif adalah penghargaan/imbalan yang diberikan untuk memotivasi pekerja/anggota organisasi agar motivasi dan produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu.”
Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. Insentif ini merupakan alat yang dipergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi (Hasibuan, 2011:118).  Dari berbagai pendapat para ahli tersebut dalam disimpulkan bahwa insentif adalah Program-program kompensasi yang mengaitkan bayaran dengan produktivitas. Guna lebih mendorong produktivitas kerja yang lebih tinggi.
Membahas tentang tujuan insentif, Pendapat Simamora (1997 dalam Kadarisman 2012:201) bahwa tujuan mendasar dari semua program insentif adalah meningkatkan produktivitas para karyawan guna mencapai suatu keunggulan kompetitif. Program-program insentif membayar seorang individu atau kelompok untuk apa yang secara persis dihasilkannya, sedangkan Handoko (2001 dalam Kadarisman 2012:205) membangun satu analisis bahwa tujuan sistem insentif pada hakikatnya adalah untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam berupaya mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan menawarkan perangsang finansial dan melebihi upah dan gaji dasar. Perbedaan tipe rencana insentif ditujukan pada tipe perilaku karyawan yang berbeda pula.
Menurut ahli manajemen sumber daya manusia Siagian ( 2002 : 268 dalam Mayangsari, 2013), jenis - jenis insentif terdapat 2 macam:
1.      Insentif Material : bonus, komisi, pembagian laba, kompensasi yang ditangguhkan dan bantuan hari tua.
2.      Insentif Non-Material : jaminan sosial, memberikan piagam penghargaan, pemberian promosi, pemberian pujian atau tulisan.
Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 2011:143 dalam Rahmanda, hamid dan Utami,- ). Menurut Ravianto (1986, dalam Rivai dan Arifin, 2009) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kinerja yaitu atasan, rekan, sarana fisik, kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa uang, dan jenis pekerjaan. Sementara itu, Jerad Greenberg dan Robert A. Baron (2003, dalam Wibowo, 2011) berpendapat bahwa motivasi merupakan serangkaian proses yang membangkitkan (arouse), mengarahkan (direct), dan menjaga (maintain) perilaku manusia menju pencapaian tujuan. Membangkitkan berkaitan dengan dorongan atau energi di belakang tindakan. Motivasi juga berkepentingan dengan pilihan yang dilakukan orang arah perilaku mereka. Sedang perilaku menjaga atau memelihara berapa lama orang akan terus berusaha untuk mencapai tujuan.
Motivasi atau dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerja bersama demi tercapainya tujuan menurut Rivai dan Arifin (2009:387-388) terdapat dua macam, yaitu sebagai berikut : (1) Motivasi finansial, yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif. (2) Motivasi nonfinansial, yaitu dorongan yaitu yang diwujudkan tidak dalam bentuk financial/uang. Disisi lain Faktor-faktor yang memengaruhi Motivasi menurut Sutrisno (2009:116-120) dapat dibedakan atas faktor intern dan ekstern. (1) Faktor Intern yaitu : Keinginan untuk dapat hidup, Keinginan untuk dapat memiliki, Keinginan untuk memperoleh penghargaan, keinginan untuk memeperoleh pengakuan dan Keinginan untuk berkuasa. (2) Faktor Ekstern yaitu : Kondisi Lingkungan kerja, kompensasi yang memadai, supervisi yang baik, adanya jaminan pekerjaan, status dan tanggung jawab, peraturan yang fleksibel.

Pembahasan : Pengaruh Insentif terhadap Kinerja Karyawan
Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk aktivitas. Kemampuan bertindak itu diperoleh manusia baik secara alami (ada sejak lahir) atau dipelajari. Walaupun manusia mempunyai potensi untuk berperilaku tertentu, tetapi perilaku itu hanya diaktualisasi pada saat-saat tertentu. Potensi untuk berperilaku tertentu itu disebut ability (kemampuan), sedangkan ekspresi dari potensi ini dikenal sebagai performance (kinerja). Secara operasional kinerja dapat didefinisikan sebagai tindakan atau pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu tertentu dan dapat diukur. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2006: 67 dalam Rahmanda, Hamid dan Utami).
Terdapat tiga faktor utama yang berpengaruh pada kinerja, yaitu individu (kemampuan kerja), usaha kerja (keinginan untuk bekerja), dan dukungan organisasional (kesempatan untuk bekerja). Terdapat empat unsur dalam kinerja, yaitu hasil-hasil fungsi pekerjaan, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan, pencapaian tujuan organisasi, dan periode waktu tertentu (Tika, 2006:121 dalam Rahmanda, Hamid dan Utami,\). Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas, bahwa pada dasarnya kinerja merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh individu untuk diselesaikan dalam kurun waktu tertentu sehingga dapat diukur.
Mayangsari (2013), pembagian insentif menjadi material dan non-material memberikan pengaruh yang berbeda. Hal ini sehubungan dengan kondisi yang tengah terjadi dalam kerangka kinerja karyawan. Dilain sisi, sistem insentif juga berkaitan erat dengan kebutuhan atau personal interest karyawan  yang lebih cenderung kepada aspek ekonomi atau sosial. Pertama, insentif material diberikan pada karyawan sebagai daya perangsang berdasarkan prestasi kerjanya dalam bentuk uang dan bonus. Material insentif ini bernilai ekonomis sehingga dapat mensejahterakan karyawan beserta keluarganya. Material insentif ini diberikan pada saat karyawan sedang menerima himpitan ekonomi. Maka dari itu insentif material dapat memotivasi kinerja karena harapan karyawan terhadap perbaikan ekonomi dan kesejahteraan.
 Kedua, insentif nonmaterial diberikan pada karyawan sebagai daya perangsang dalam bentuk penghargaan/pengukuahan berdasarkan prestasi kerjanya seperti  jaminan sosial, memberikan piagam penghargaan, pemberian promosi, pemberian pujian. Seperti halnya insentif material, insentif nonmaterial diberikan pada kondisi karyawan yang telah memiliki kecukupan insentif material. Sedangkan disisi lain diantara karyawan memiliki iklim kompetisi yang cukup kuat. Maka dari itu, insentif non material dapat menjadi alternatif meningkatkan kompetisi ditengah karyawan dan memotivasi untuk saling meningkatkan kinerja.

Kesimpulan
Masalah motivasi kerja terhadap karyawan masih menjadi masalah pokok dalam sebuah perusahaan. Salah satu faktor penyebab turunnya motivasi kerja karyawan adalah rendahnya insentif. Ketidaksepadanan antara pemberian dengan harapan karyawan sehingga dapat menurunkan motivasi kerja dan produktivitas. Insentif merupakan program-program kompensasi yang berkaitan antara bayaran dengan produktivitas, guna meningkatkan kinerja karyawan. Jenis-jenis insentif terdiri dari 2 macam yaitu : insentif material dan insentif nonmaterial. Pengaruh insentif material adalah untuk memotivasi karyawan ketika karyawan dalam kondisi himpitan ekonomi. Sehingga harapan-harapan untuk mendapatkan peningkatan taraf ekonomi dan kesejahteraan semakin mendorong motivasi. Bentuk insentif material yaitu : Bonus,  komisi, pembagian laba, kompensasi yang ditangguhkan dan bantuan hari tua. Sedangkan pengaruh insentif nonmaterial adalah untuk memotivasi karyawan ketika karyawan dalam kondisi telah memiliki insentif material. Salah satunya adalah pemberian piagam penghargaan. Sehingga meningkatkan strata sosial.

Daftar Pustaka
Arifin, Rivai. 2009. Islamic membangun superleadhership melalui kecerdasan spiritua.Jakarta: PT Bumi Aksara
Kadarisman, M. 2012. Manajemen Kompensasi.Jakarta:Rajawali Pers
Mayangsari, Lia. 2013. Pengaruh pemberian insentif terhadap kinerja karyawan  di departemen penjualan pt. Pusri. Disertasi tidak Diterbitkan. Palembang: Fakultas ekonomi Universitas sriwijaya.
Septarini, Koesindratmono. 2011.  Hubungan antara Masa Kerja dengan Pemberdayaan Psikologis pada Karyawan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero). Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Utami, Hamid dan Rahmanda. Pengaruh Insentif Terhadap Motivasi  Dan Kinerja Karyawan. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Wasisto, Edi. 2014. Pengaruh insentif terhadap motivasi kerja dan kinerja pegawai stie adi unggul bhirawasurakarta. Jurnal ADVANCE Edisi Pebruari 2014
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.