Pages

Senin, 01 September 2014

Menjemput ke Bandara . .

Kak nur adalah seperti kakak kandungku sendiri. Nama lengkapnya Nur Abidi. Suami dari Mbk Luha. Mbk yang pernah merawat aku sejak kecil hingga berusia dewasa. Sejak kecil, kami bertempat tinggal dalam satu rumah, sehingga tak heran jika hubungan kami seperti saudara sekandung. Meskipun pada dasarnya hubungan kami hanyalah sebatas sepupu. 

Awal mula kami bisa menyatu dalam satu rumah karena suatu keadaan. Dimana pada saat itu ketika Mbk Luha baru berumur sekitar 10 tahun sudah ditinggal oleh bapak kandungnya meninggal dunia. Sehingga Ayahberinisiatif untuk mengajaknya berpindah rumah serta membiayai semua kebutuhannya. Dari situlah awal mula kedekatan kami. 

Setelah beranjak dewasa akhirnya Mbk luha menemukan pasangan hidupnya. Seperti yang dijelaskan diawal cerita. Kaknur panggilan akrabnya. TKI di Malaysia. Setiap kali menjemput ke Bandara pasti aku tidak pernah terlambat. Begitu juga ketika telepon, selalu diajak. Zaman itu masih jarang yang punya hp. Ketika mau telepon atau menerima sudah terbiasa menggunakan telepon rumah. Saat itu yang punya cuma satu didesa kami. Jarak pemiliki telepon dengan rumah kami lumayan, sekitar 100 meter. Sehingga setiap kali telepon kami sempatkan untuk berjalan kaki pergi kesana.

Pernah suatu pagi. Ketika aku sedang duduk didalam ruangan kelas A, teringat kalau hari itu Kaknur pulang dari Malaysia. Semua orang dirumah pagi-pagi sudah besiap-siap ikut menjemput karena pesawat mendarat jam 12 siang. Sehingga jam 7 pagi harus sudah berangkat. Hari itu hanya aku sendirian yang tidak ikut. Sebenarnya 1 hari sebelumnya sudah diajak. Tapi saya tolak. Karena waktu itu bebarengan dengan kegiatan di sekolahan. 
Didalam kelas pikiranku terus terbayang-bayang. Sebelumnya sempat menolak tapi lama-kelamaan berubah pikiran untuk ingin ikut menjemput.  Saat jam 06.45 kebetulan pelajaran belum dimulai .  langsung kubergegas, pulang berjalan kaki sambil membawa tas berpakaian batik. Lucunya lagi saat itu  berjalan sambil menangis. :D .Sampai di jalan depan rt nangis ku bertambah parah ketika melihat mobil putih didepan rumah sudah siap berjalan. Untung ketika itu ada Mbk Luha yang sudah bersiap didalam mobil menoleh karahku. Melihatku lagi berjalan sambil menangis, mobil yang awalnya sudah siap melaju tidak jadi. malah semua yang ada dimobil menoleh kebelakang sambil tertawa terbahak-bahak. hahahaha. Akhirnya aku ikut juga menjemput ke bandara sambil membawa tas dan baju batik sekolah . :v

Athif
24 September 2014