Sesampai di pasar wage kami bertiga muter-muter cari kaset musik. Maklumlah pas waktu itu kan lagi demam-demamnya musik Malaysia. Sampai-sampai libur satu haripun kami sempatkan untuk pergi kepasar. hehehe. Setelah muter-muter akhirnya ketemu juga kaset yang kami harapkan. Khafi sembari bertanya "Berapa bang harga kaset ini??". "10.000" jawab Abang penjual kaset. Langsung Tidak pakai berpikir lama, kamipun langsung merogoh saku dan membeli kaset itu. Kaset yang terdiri banyak band terkenal. Begitu juga dengan deretan lagu yang mengasikan. Setelah dapat kaset idaman. Kami bertiga melanjutkan perjalanan ke dalam pasar. Didalam pasar kami hanya berjalan sambil melihat-lihat para penjual. Tidak membeli. Karena tujuan pertama adalah cuma beli kaset Malaysia.
Tepat jam 10 siang waktunya berangkat pulang. Jarak yang lumayan jauh membuat kami kelelahan. Apalagi ditambah perjalanan kaki menyusuri pasar wage. Sehingga kami bersepeda pulang dengan sangat santai. Ditengah jalan. Tepat di depan desa Lasem. aku yang bersepeda sendiri penasaran ketika melihat seseorang yang aneh dari jarak 20 meter. Seseorang yang berbadan tinggi besar. Berwajah tak seperti laki-laki juga tak seperti perempuan. Berkaos hitam sambil membawa gitar kotak berdiri disamping jalan. Ketika jarak yang sudah hampir 5 meter dari orang itu aku benar-benar kaget. Jantung berdetak sangat kencang. Karena orang aneh itu adalah Banci. Apalagi waktu itu dia sedang melototiku sambil melambaikan tangan dan berkata "hoe, kaos hitam pacarku". haduhhh, mendengar itu aku sangat ketakutan, bingung. Langsung saja, pedal sepada tak ayun sangat kencang sampai rumah. Meskipun begitu efek dari kejadian tersebut sampai 1 minggu. Sampai dirumah badanku langsung demam. Ketika keluar rumah bawaanya selalu terbayang wajah banci kaleng itu. Sejak itu sampai sekarang aku mengalami phobia banci.