Pages

Senin, 21 November 2016

Hari Senin Yang Beda

Kemarin, saya merasakan perbedaan dihari yang sama. Biasanya perkuliahan di hari senin itu menyenangkan, tidak terbebani sama sekali. Ibu Dosen yang mengampuh mata kuliah "budaya organisasi" orangnya ramah, murah senyum dan fleksibel. Namun ternyata ada yang salah dengan Senin kemarin. Hal itu terlihat pas mulai memasuki kelas. Saya melihat dari mimik wajahnya yang datar, sembari mengeluarkan berkas hasil ujian tengah semester. Tak lama kemudian salah satu mahasiswa dipanggil menjadi relawan untuk membacakan satu persatu nilai UTS mahasiswa. 

Saya sempat kaget, mendengar nilainya ada yang dibawah angka 10, padahal skala ukuranya 1 sampai 100. Dan bisa dikatakan 80 % nilai mahasiswa dibawah 50. Entah ini penilainnya yang salah atau gimana. Sebab soal UTS pun relatif mudah, dan bisa dinalar. Soal yang pertama dan terakhirpun cuma mendefinifinisikan. Bahkan anehnya, saat mahasiswa yang nilai tertinggi di test ulang ternyata penjelasannya kontras dengan jawaban yang telah ia tulis. Sontak dosen saya "ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang mengikuti mata kuliah saya tidak punya niat, lebih baik kalian tidak usah kuliah dari pada sia-sia. 

Mahasiswa pun hening. Berbagai perbandingan terus dilontarkan oleh beliau. Lebih baik kalian jualan di pinggir jalan, enak dapat uang daripada kuliah tapi tidak punya niat sama sekali. Beliau juga membandingkan dengan usahanya selama menuntut ilmu sampai Strata 3. "Saya aja yang umur segini masih semangat belajar, bahkan saya rela tidak tidur, entah apa yang ada di kepala mahasiswa saat ini". Sampai menjelang akhir perkuliahanpun beliau sempatkan mengingatkan lagi dengan kalimat persuasif agamis. Kata beliau "Seseorang yang menuntut ilmu dengan  ikhlas, maka akan ditinggikan derajatnya. Dan Malaikat setia menunggu dimajlis ilmu demi mencatat amal si penuntut ilmu. Namun, berbeda jika kalian (mahasiswa) yang menuntut ilmu tanpa niat. Maka kehadiran kalian di kelas hanyalah sia-sia. Dan dapat diyakini bahwa tidak sedikitpun ilmu yang akan kalian dapatkan".

Saat itu saya mencoba menenangkan diri, meski nilai yang saya dapatkan sedikit diatas 50. :D. Saat itu juga sejenak bertahasun. Sebenarnya apa yang salah dari mahasiswa saat ini. Padahal jumlah mahasiswa dikelas itu lebih dari 30. Tapi bisa disama ratakan atau disimpulkan bahwa niat belajarnya yang masih rendah. Dan saya yakin tidak hanya kelas saya yang seperti itu. Sehingga ini yang menjadi problematika di era millenium. Ketika gedung megah universitas menjulang diberbagai daerah, tunjangan beasiswa lumrah didistribusikan. Ternyata masih banyak mahasiswa yang hadir sekedar pasang badan. Sedangkan Akal, Filing, dibiarkan nyenyak didalam kamar.

Semoga Ini Menjadi Pembelajaran :

Athif, 21 November 2016