Pagi-pagi saya buka youtube “road show mata najwa di Amsterdam”. Bukan kebetulan, tapi karena
penasaran judul-nya “Generasi Pembelajar” yang sepertinya menarik disimak. Selain itu, tiga narasumber yang tentu tidak
asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dari pejabat birokrat sampai akademsi. Pejabat
yang ramai dimedia sosial, dengan julukan “bapak jomblo nasional”. Atau yang
biasa kita kenal Kang Emil “Ridhwan kamil” Walikota Bandung. Narasumber kedua Gubernur
Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo dan Bapak Renald Kasali (Guru Besar
Universitas Indonesia).
Kali itu konsep acara Matanajwa
disesuaikan dengan audiens yang dihadiri mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Belanda.
Sehingga narasumber tersebut dipilih dari latar belakang yang perjalanan hidupnya dijalani
penuh dengan perjuangan. Dan sinkorn dengan kedua narasumber Ridhwan Kamil dan
Renald Kasali yang dulunya juga pernah kuliah di luar negeri. Lalu dalam talk
show roadshow tersebut, Kang Emil mengawali dengan menceritakan pengalamannya semasa kuliah, kemudian dilanjut oleh Ganjar Pranowo dan Renald Kasali.
Ada makna tersirat dari setiap
perjuangan yang pernah dialami oleh orang-orang hebat seperti mereka. Ridhwan
Kamil saat kuliah di University of Califonia, Berkeley pernah nyambi melamar
pekerjaan. Namun beberapa kali mengalami penolakan. Meski pernah menyertakan
ijazah sarjanah ITB (Institut Teknologi Bandung). Kampus keren di Indonesia. Pernah
juga hasil gambarnya dianggap jelek dan ditolak oleh perusahaan. Namun
lambat laun hasil dari semangatnya itu Seorang wali kota Bandung tersebut rela bekerja
walaupun hanya sebagai pengukur bangunan (panjang x lebar). Namun, semua itu
beliau lakoni atas dasar prinsip ibunya. Profesi apapun, dimanapun yang
terpenting adalah bermanfaat bagi sesama.
Berbeda dari Ridhwan Kamil seorang
Gubernur Jawa Tengah, bapak Ganjar Pranowo dulu sering terlibat di kontes
demonstrasi. Saat itu beliau masih menjadi
Mahasiswa sarjana UGM (Universitas Gajah Mada). Selain itu beliau juga aktiv di
Organisasi Mahasiswa. Hari ini beliau menjadi gubernur, namun ada satu hal yang masih belum banyak diketahui masyarakat bahwa Seorang Ganjar Pranowo dulu pernah menjadi mahasiswa Abadi. Menyelesaikan
kuliah sampai 8 tahun. Tapi hal itu beliau lakoni karena semasa kuliah pernah cuti 2 semester karena gak ada biaya kuliah.
Gubernur yang sigap memberantas pungli tersebut mempunyai makna sendiri dalam
menjalani hidup. Selain spiritual beliau juga sangat berbakti kepada Orang tua.
Nilai-nilai tersebut beliau dapatkan dari kakaknya ketika hendak masuk UGM.
Lain dari politisi, Seorang Renald
Kasali Guru besar UI yang masa kecilnya penuh dengan kesederhanaan. Lahir
dikeluarga yang sederhana, Seorang Renald Kasali dulu pernah merasakan makan
nasi lauk garam. Dan sudah bukan menjadi
rahasia lagi, bahwa beliau saat 5 SD juga pernah tidak naik kelas. Waktu itu
ada satu mata pelajaran “Bahasa Indonesia” yang nilainya dibawah rata-rata.
Disaat gurunya bertanya apa lawan kata “Cinta” profesor UI tersebut menjawab “tidak
cinta”. Lawan katanya “kenyang” dijawabnya “belum kenyang”. Setelah
kejadian itu beliau mulai menyadari dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Di
talk show matanajwa roadshow, beliau mengungkapkan analisisnya bahwa kebanyakan
keberhasilan anak didik di Indonesia diukur dari nilai ujiannya, kepatuhannya,
kepinterannya dalam kelas. Namun seringkali lupa akan pentingnya mengajarkan pelajaran
hidup. Biar nantinya tidak melahirkan generasi yang sekedar pandai menjadi
penumpang, tapi bemental layaknya seorang God Driver.
Dari realitas diatas banyak
pengalaman yang dapat dijadikan sebuah pelajaran. Mereka yang hari ini menjadi
orang nomor satu di kota maupun di propinsinya. Adalah seseorang yang dari
luhurnya telah berprinsip. Dan beliau Jalani prinsip-prinsip tersebut dengan
penuh konsisten dan kesungguhan. Tidak pula disangka anak yang dulunya pernah
tidak naik kelas “bodoh dalam istilah kebanyakan orang indonesia” pernah
berkesempatan kuliah di UI dan University of illinois. Dan beliau sekarang
menjadi Guru besar di salah satu universitas terbaik Indonesia, disisi lain
beliau juga menjadi perintis, founder di “Rumah Perubahan”. Mengambil motto
hidup dari teman saya “Masa lalu itu memang pasti tapi masa depan adalah
pilihan. Sehingga sekelam apapun masa lalu tidak menjadi penghalang
keberhasilan dimasa depan. Dan semoga hari ini dan esok kita menjadi pribadi pembelajar,
serta pemilih yang tepat dan tentunya bermanfaat.
Athif
23,
November 2016