Pages

Rabu, 23 November 2016

Generasi Pembelajar


Pagi-pagi saya buka youtube “road show mata najwa di Amsterdam”. Bukan kebetulan, tapi karena penasaran judul-nya “Generasi Pembelajar” yang sepertinya menarik disimak.  Selain itu, tiga narasumber yang tentu tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dari pejabat birokrat sampai akademsi. Pejabat yang ramai dimedia sosial, dengan julukan “bapak jomblo nasional”. Atau yang biasa kita kenal Kang Emil “Ridhwan kamil” Walikota Bandung. Narasumber kedua Gubernur Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo dan Bapak Renald Kasali (Guru Besar Universitas Indonesia).

Kali itu konsep acara Matanajwa disesuaikan dengan audiens yang dihadiri mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Belanda. Sehingga narasumber tersebut dipilih dari latar belakang yang perjalanan hidupnya dijalani penuh dengan perjuangan. Dan sinkorn dengan kedua narasumber Ridhwan Kamil dan Renald Kasali yang dulunya juga pernah kuliah di luar negeri. Lalu dalam talk show roadshow tersebut, Kang Emil mengawali dengan menceritakan pengalamannya semasa kuliah, kemudian dilanjut oleh Ganjar Pranowo dan Renald Kasali. 

Ada makna tersirat dari setiap perjuangan yang pernah dialami oleh orang-orang hebat seperti mereka. Ridhwan Kamil saat kuliah di University of Califonia, Berkeley pernah nyambi melamar pekerjaan. Namun beberapa kali mengalami penolakan. Meski pernah menyertakan ijazah sarjanah ITB (Institut Teknologi Bandung). Kampus keren di Indonesia. Pernah juga hasil gambarnya dianggap jelek dan ditolak oleh perusahaan. Namun lambat laun hasil dari semangatnya itu Seorang wali kota Bandung tersebut rela bekerja walaupun hanya sebagai pengukur bangunan (panjang x lebar). Namun, semua itu beliau lakoni atas dasar prinsip ibunya. Profesi apapun, dimanapun yang terpenting adalah bermanfaat bagi sesama. 

Berbeda dari Ridhwan Kamil seorang Gubernur Jawa Tengah, bapak Ganjar Pranowo dulu sering terlibat di kontes demonstrasi.  Saat itu beliau masih menjadi Mahasiswa sarjana UGM (Universitas Gajah Mada). Selain itu beliau juga aktiv di Organisasi Mahasiswa. Hari ini beliau menjadi gubernur, namun ada satu hal yang masih belum banyak diketahui masyarakat bahwa Seorang Ganjar Pranowo dulu pernah menjadi mahasiswa Abadi. Menyelesaikan kuliah sampai 8 tahun. Tapi hal itu beliau lakoni karena semasa kuliah pernah cuti 2 semester karena gak ada biaya kuliah. Gubernur yang sigap memberantas pungli tersebut mempunyai makna sendiri dalam menjalani hidup. Selain spiritual beliau juga sangat berbakti kepada Orang tua. Nilai-nilai tersebut beliau dapatkan dari kakaknya ketika hendak masuk UGM.

Lain dari politisi, Seorang Renald Kasali Guru besar UI yang masa kecilnya penuh dengan kesederhanaan. Lahir dikeluarga yang sederhana, Seorang Renald Kasali dulu pernah merasakan makan nasi lauk garam.  Dan sudah bukan menjadi rahasia lagi, bahwa beliau saat 5 SD juga pernah tidak naik kelas. Waktu itu ada satu mata pelajaran “Bahasa Indonesia” yang nilainya dibawah rata-rata. Disaat gurunya bertanya apa lawan kata “Cinta” profesor UI tersebut menjawab “tidak cinta”. Lawan katanya “kenyang” dijawabnya “belum kenyang”. Setelah kejadian itu beliau mulai menyadari dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Di talk show matanajwa roadshow, beliau mengungkapkan analisisnya bahwa kebanyakan keberhasilan anak didik di Indonesia diukur dari nilai ujiannya, kepatuhannya, kepinterannya dalam kelas. Namun seringkali lupa akan pentingnya mengajarkan pelajaran hidup. Biar nantinya tidak melahirkan generasi yang sekedar pandai menjadi penumpang, tapi bemental layaknya seorang God Driver. 

Dari realitas diatas banyak pengalaman yang dapat dijadikan sebuah pelajaran. Mereka yang hari ini menjadi orang nomor satu di kota maupun di propinsinya. Adalah seseorang yang dari luhurnya telah berprinsip. Dan beliau Jalani prinsip-prinsip tersebut dengan penuh konsisten dan kesungguhan. Tidak pula disangka anak yang dulunya pernah tidak naik kelas “bodoh dalam istilah kebanyakan orang indonesia” pernah berkesempatan kuliah di UI dan University of illinois. Dan beliau sekarang menjadi Guru besar di salah satu universitas terbaik Indonesia, disisi lain beliau juga menjadi perintis, founder di “Rumah Perubahan”. Mengambil motto hidup dari teman saya “Masa lalu itu memang pasti tapi masa depan adalah pilihan. Sehingga sekelam apapun masa lalu tidak menjadi penghalang keberhasilan dimasa depan. Dan semoga hari ini dan esok kita menjadi pribadi pembelajar, serta pemilih yang tepat dan tentunya bermanfaat.

Athif
23, November 2016