Pages

Minggu, 04 Desember 2016

Masih seputar Aksi Jilid 2 dan 3

Dalam aksi bela Islam Jilid 2 dan 3 banyak yang melihat pundi-pundi keajaiban. Aksi yang diikuti oleh ribuan bahkan jutaan orang namun bisa berjalan dengan damai. Meski, pada aksi jilid 2 ada pihak-pihak yang niatnya ingin memprovokasi. Sehingga diakhir terjadi keributan antara petugas polri dengan sebagian peserta aksi dan juga masyarakat lokal. Namun diluar hal itu terdapat keajaiban diaksi 411 tersebut. 

Pada hari itu BMKG meramalkan akan terjadi hujan deras. Tapi apa yang terjadi? Ba’da Sholat Jum’at hingga malam hari langit mendung namun tidak terjadi hujan. Keajaiban lagi, selama ini jarang melihat para elit politik, para toko agama dari pelbagai Organisasi dan rakyat saling bersatu padu bersama-sama menuntut tujuan yang sama. Dan pada moment 411 itulah mereka memiliki 1 visi yang sama yaitu “menuntut keadilan”. Tentu hal ini, menggambarkan sebuah hadist yang menyampaikan antara muslim satu dengan muslim yang lain adalah bersaudara.



Keajaiban terjadi halnya pada aksi 212. Setelah 1 juta peserta aksi 411, kini jumlah peserta aksi 212 bagaikan rintikan hujan yang padat memenuhi jalan. Jumlahnya 7 kali lipat dari aksi sebelumnya. Dan, realitanya, ajaibnya aksi tersebut berjalan dengan super-super damai. Tidak satupun peserta aksi yang menginjakkan kakinya direrumputan hingga rusak. Tidak ada lagi sampah-sampah berserakan paska aksi selesai. Tentu hal itu sebuah keajaiban, sebab peserta yang mengikuti aksi jumlahnya tidaklah sedikit. Disisi lain, seringkali demonstrasi terjadi dilakukan meski hanya puluhan orang, ratusan orang tapi dampak yang dihasilkan adalah kerusakan dan kerugian. Tapi tidak demikian, dengan aksi 212. Ini menggambarkan bahwa orang-orang yang mengikuti aksi tersebut adalah orang-orang yang bermartabat. 



Berbeda dari aksi 411, saat diiringi langit mendung tapi tidak hujan. Diaksi 212 telah terjadi hujan gerimis, itu bertanda bahwa doa para ulama dan peserta aksi telah dikabulkan. Sebagai tanda kemustajaban suatu doa. Dan, ada pemandangan yang mengharuhkan pada saat menjelang aksi tersebut. Setelah kapolri membuat kebijakan angkutan umum dilarang beroperasi pada tanggal itu. Dengan niatan agar peserta aksi gagal datang ke Jakarta. Ada sebuah kelompok yang sampai rela berjalan hingga 200 KM. Dari Ciamis ke Jakarta, bahkan ironinya kelompok tersebut terdapat dari anak-anak yang masih belasan umur. Disamping itu, ada sebuah kelompok yang meski dilarang mereka pantang pulang. Demi aksi bela Islam, mereka sampai rela menyewa pesawat terbang.



Tentu, mengendalikan aksi yang begitu banyak tidak lah muda. Namun itu bisa terkendali oleh satu komando. Inilah ajaran sesuai ajaran Islam dalam ritualnya. Ba’da Adzan, ada Iqomah yang itu membuat semua umat Islam berdiri dan merapikan shaf. Tanpa dipaksakan. Kemudian Takbir hingga salam. Semua bergerak bersama hanya dengan satu instruksi. Dan itu terjadi pada aksi 212 yang jumlahnya jutaan orang. Sholat Jumat berjamaah dilakukan dengan saf yang rapi dan gerakan yang sama. Tidak perlu memaksakan satu persatu orang untuk berdiri dan merapikan. Itu pun hanya 1 muadzin (adzan dan Iqamah) dan 1 imam Sholat. Sekarang yang menjadi pertanyaan, manusia siapa yang bisa menciptakan agama dengan aturan serapi seperti itu. Saya rasa ini bukti sederhana bahwa Islam adalah sebenar-benar agama.



Athif

04, Desember 2016